Pengertian Ilmu Akhlak

Ada dua pendekatan yang dapat di gunakan untuk mendefinisikan akhlak,yaitu pendekatan Linguistak (kebahasaan) dan pendekatan Terminologik (Peristilahan).

Dari sudut kebahasaan,akhlak berasal dari bahasa arab,yaitu isim masdar atau bentuk infinitif dari kata akhlaqa, yukhliqu, ikhlaqan, sesuai dengan timbangan (wazan) tsulasi majid af'ala, yuf'ilu, if'alan yang berarti al-sajiyah (perangai), ath-thabiyah (kelakuan, tabi'at, watak dasar), al-'dat (kebiasaan, kelaziman), al-maru'ah (peradaban yang baik), dan al-din (agama).

Namun akar kata akhlak dari akhlaqa sebagaimana tersebut di atas tampaknya kurang pas, sebab isim masdar dari kata akhlaqa bukan akhlaq tetapi ikhlaq. Berkenaan dengan ini maka timbul pendapat yang mengatakan bahwa secara Linguistik kata akhlaq merupakan isim jamid atau isim ghair mustaq, yaitu isim yang tidak memiliki akar kata, melainkan kata tersebut memamang sudah demikian adanya. Kata akhlaq bentuk jamak dari kata khilqun atau khuluqun yang artinya sana dengan arti akhlak sebagaimana disebutkan di atas.

Adapun dari segi istilah kita dapat merujuk pada berbagai pendapat para pakar di bidang ini. Ibnu Maskawaih yang selanjutnya dikenal sebagai pakar bidang akhlak terkemuka dan terdahulu misalnya secara singkat mengatakan bahwa akhlak adalah sifat yang tertanam dalam jiwa yang mendorongnya untuk melakukan perbuatan tanpa memerlukan pemikiran dan pertimbangan.

Sementara itu Al-Ghazali yang selanjutnya di kenal sebagai hujjatul islam (pembela islam), karena kepiawaiannya dalam membela islam dari segi paham yang di anggap menyesatkan, dengan agak lebih luas dari Ibnu Miskawaih, mengatakan akhlak adalah sifat yang tertanam dalam jiwa yang menimbulkan macam-macam perbuatan dengan gampang dan mudah, tanpa memerlukan pemikiran dan pertimbangan.

Sejalan dengan pendapattersebut di atas, dalam mu'jam al-wasith, Ibrahim anis mengatakan bahwa akhlak adalah sifat yang tertanam dalam jiwa yang dengannya lahirlah macam-macam perbuatan baik atau buruk, tanpa membutuhkan pemikiran dan pretimbangan.

Selanjutnya di kitab Dairatul Ma'arif secara singkat akhlak di artikan sebagai sifat-sifat manusia yang terdidik.

Keseluruan definisi akhlak tersebut di atas tampak tidak ada yang bertentangan melainkan memiliki kemiripan antara satu dengan yang lainnya. Definisi-definisi akhlak tersebut secara substansial saling melengkapi dan darinya kita dapat melihat lima ciri yang terdapat dalam perbuatan akhlak, yaitu:
  1. Perbuatan yang telah tertanam kuat dalam jiwa seseorang sehingga telah menjadi kepribadiaannya
  2. Perbuatan yang di lakukan dengan mudah tanpa pemikiran
  3. Perbuatan yang timbul dari dalam diri orang yang mengerjakannya, tanpa ada paksaan atau tekanan dari luar
  4. Perbuatan yang dilakukan dengan sesungguhnya, bukan main-main atau karena bersandiwara
  5. Perbuatan yang dilakukan karena ikhlas semata-mata karena Allah, bukan karena ingin dipuji orang atau karena ingin mendapatkan sesuatu pujian

0 comment:

Posting Komentar

Prev Next Home